Monday, July 11, 2011

Curahan Hati Sang Malam...

Saat yang buat saya paling menenangkan adalah malam hari.
Kala hari telah berakhir. Saat kita, saya, kamu sudah asyik sendiri.
Tak menghiraukan keadaan.
Saat malam, saat hariku telah berakhir, semua sudah ditutup, baik secara konotasi maupun harfiah.....

Ya, sudah berakhir hari, dan saya, kamu, kita semua sudah 'mapan', nyaman diatas sarang kenyamanan kita. Siap terlelap, masuki dunia lain, dunia maya, impian.

Saat itu buat saya priceless. 
Apa yang kamu lakukan saat itu?
Saya....
Saya memilih diam. Saya memilih untuk merenung, dan berpikir.
Berat... 
Merenung?
Berpikir?
Lantas, apa bedanya dengan hari-hari yang sudah saya jalani, jika momen-momen istirahat ini justru saya jadikan 'lahan' berpikir... 
No, not that kind of thinking people!!
Ini bagian intim saya dengan diri saya sendiri. Saat saya bisa mendengar pikiran-pikiran terdalam saya. Suara-suara yang sayup tak terdengar saat saya disibukkan dunia duniawi.
Disini ada rasa nyaman. I'll make conversation with myself, my self concious are talking back to me.


Kadang, bukan hal indah yang kita temui in the back of my mind. Kadang justru terasa seperti slap in the face buat saya.
Hal-hal yang tadinya saat saya jalani hari tidak terhiraukan oleh saya, menjadi sebuah momen flashback, dimana saya mereplay dan review like a broken record semua hal yang terjadi. every single bits of it!
 Lantas...... apa sih yang saya temui?
Or am I just being emotional? saya menangis..... dan menangis, terus dan terus kadang membuat hidung mampet, it's hard to breathe.



In my defences, it's perfectly normal to cry..... it just goes to show that you have feelings.... that you're just an ordinary human being, weak. fragile. breakable.
Hahahahaaa.... ternyata saya tidah setangguh dan semegah yang saya kira yaa??

Tak berkata.
diam, dan hanya merenung, merenung saja sambil merewind apa yang terjadi (atau tidak terjadi) hari itu, saat itu, kemarin, tahun lalu, yang lalu...

Badai "kesadaran" terjadi saat tutup hari. Buat saya menyenangkan. Pada saat bersamaan, menenangkan.
Setelah itu saya bisa letakkan semua pikiran-pikiran itu.
Bukan selesai.
Saya tunda.
Saya tunda to think about it another day.
Saya selalu merasa otak saya ini pula tak ubahnya seperti memori komputer.
Bisa ditambah, dikurangi, dihapus, direcall lagi..... pun, diinstall ulang! :)
*don't laugh people... it just my thought!

Jadi, saya simpan saja.
lantas saya berpikir: so many times I cry, easily cry..... i get the tendency of crying myself to sleep. Is it healhty? 
Is there something (seriously) wrong with me?
Am I OK?
Do I need help?

I can't quite figure that out...
Ada rasa nyaman bin lega dan damai saat saya menangis... secara emosional mungkin aneh atau tak lazim menangis tanpa sebab alasan yang jelas. But, then again..... do we really need an excuse to show our emotions? 

Seseorang bilang kepada saya, bahwa itu tidak apapa. Tapi saya tetap butuh mencari 'bantuan'.
what kind of help? i don't even know the reason i cry in the first place...
Seseorang lagi bilang ke saya kalo ini perfectly normal, and I agreed.
Tapi ada alasan fundamental, pastinya kenapa seseorang menangis....

To be honest, I haven't found mine yet...
dan hari sudah berganti.

No comments:

Post a Comment